Teh / Camellia Sinensis
Tanaman teh merupakan minuman sehat yang telah dikenal sejak sekitar 5000 tahun yang lalu di negeri Cina. Pada awalnya, tertulis dalam suatu riwayat, teh diperkenalkan oleh seorang Kaisar Cina. Ketika itu, ke dalam cawan air panas Sang Kaisar Shen Nung yang sedang bersantai di kebun istana jatuh beberapa pucuk daun teh. Selanjutnya Kaisar menyadari adanya perbedaan rasa pada air tersebut. Dikisahkan setelah kejadian tersebut, ia berani merekomendasikan bahwa teh memiliki unsur menyembuhkan beragam penyakit seperti ginjal, demam, infeksi, dan tumor di kepala.
Pada tahun 1962, Organisasi kesehatan Dunia ( WHO) di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menggalang suatu penelitian untuk program penambahan klorin dan flour pada air bersih. Pada akhirnya ditemukan pada teh karena memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan manusia akan klorin dan flour. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh disamping sebagai bahan minuman, sifat antiseptik dapat menjaga kesehatan mulut dan gigi, tenggorokan, menjaga keseimbangan mikroflora sistem pencernaan dan meningkatkan penyerapan kalsium untuk pertumbuhan tulang.
Pada awal dekade 90-an, peneliti menemukan bahwa teh merupakan minuman karsinogen yang sangat efektif untuk mengurangi risiko kejangkitan dan menghambat pertumbuhan kanker.
Dengan ditemukannya berbagai khasiat yang terkandung pada teh maka pada akhir dekade 90-an, PBB memberi bantuan kepada 30 negara penghasil teh untuk melakukan program promosi teh dalam rangka meningkatkan konsumsi teh dunia.
Prof Itaro Oguni dari Jepang, dalam salah satu ceramahnya di ITB menyebutkan, hasil percobaan laboratorium yang dilakukannya makin menunjukkan khasiat teh ini terhadap kanker. Penambahan ekstrak daun teh telah menghambat pertumbuhan sarcoma 180 yang merupakan penyebab kanker. Pemberian ekstrak daun teh secara oral pada hewan percobaan juga menghambat pertumbuhan karsinoma pada esofagus dan lambung secara meyakinkan.
Seperti yang diuraikan Prof Senji Sakanaka dari Jepang, pada penduduk Shizuoka jarang dijumpai kasus-kasus kanker dan jantung. Bahkan, mereka pun bisa mencapai usia di atas 80 tahun dan tetap bugar.
Suatu studi di Iowa, Amerika Serikat yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology edisi Juli 1996 terhadap lebih dari 35.000 wanita pascamenopause melaporkan bahwa teh memiliki khasiat melawan kanker.
Dari hasil penelitian Dr Sirving O Keli dari Lembaga Perlindungan Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Belanda, meminum teh sebaiknya minimal 4,7 cangkir per hari. Dengan cara ini, peminumnya akan tetap bugar dan terhindar dari gangguan jantung dan kanker.
Berdasarkan dari hasil penelitian diatas beragam manfaat yang didapat dari teh untuk kesehatan tubuh :
- Melindungi tubuh dari kanker;
- Mengurangi risiko terkena serangan jantung dan stroke;
- Teh melindungi tulang;
- Teh memberikan senyum yang indah (perlindungan untuk gigi & gusi);
- Teh meningkatkan pertahanan tubuh Anda.
Namun, untuk mendapatkan khasiatnya, teh harus diminum dengan takaran yang tepat. Teh harus diseduh dengan kekentalan yang cukup, yaitu satu bungkus teh celup untuk satu cangkir. Kalau kadar teh terlalu sedikit, maka manfaatnya akan sedikit pula.
Nutrisi teh pahit siap minum, dengan nilai per 100 gram porsi makanan :
Air 99.7 gr, Energi 1 kcal, Energi 4 kj, Protein 0 gr, Total lemak 0 gr, Karbohidrat 0.2 gr, Serat 0 gr, Ampas 0.1 gr.
Sumber :
www.asiamaya.com
www.shvoong.com
www.chem-is-try.org
0 comments:
Posting Komentar